Kamis, 22 Februari 2018

Project 2018



Akhir tahun lalu, Desember 2017 saya dirawat di sebuah Rumah Sakit karena sakit DBD & Typus sekaligus. Selama di Rumah Sakit, seperti pada umumnya selang infus terpasang tanpa jeda dan berbaring di tempat tidur sepanjang waktu. Selama sakit itu saya mengusahakan untuk tetap beraktivitas seperti biasa bangun pagi, mandi 2 kali sehari dan termasuk sholat 5 waktu walau badan masih menggigil oleh dinginnya air dan tubuh masih lemas.

Saat sholat di Rumah Sakit, saya hanya bisa sholat dalam kondisi duduk di kursi atau ranjang Rumah Sakit. Saat itulah saya merasakan rindunya sholat dalam kondisi sempurna, rindu gerakan-gerakan  sholat  dan rindu nikmat sujud. Ingin sekali lama lama bersujud waktu itu sambil mengadu. Ya Allah pengen lagi makan enak, pengen seger lagi dan aktivitas lagi udah bosen tiduran mulu tapi sekarang cuma bisanya tiduran doang . hehe


Saya menyadari sakit yang saya alami akhir tahun kemarin juga disebabkan oleh lalainya saya soal pola makan, kebersihan lingkungan dan waktu istirahat. Yang membuat saya bertanya pada diri sendiri apa saya sudah berbuat baik untuk diri saya sendiri? Lalu pertanyaan itu berkembang menjadi Apa saya sudah menjadi anak yang baik untuk orangtua saya? Apa saya sudah jadi sahabat yang baik untuk teman teman saya?. Dan jawabannya adalah BELUM. 

Tahun pun berganti selama proses pemulihan pasca rawat inap, saya merasa diri ini belum maksimal dalam melakukan banyak hal. Awal awal tahun saya masih lebih sering dirumah, banyak beristirahat  dan tiba tiba terfikir hal apa yang sudah saya lakukan di 2017. Setelah saya review ulang, masih banyak hal sia-sia yang saya lakukan di usia yang seharusnya sangat produktif ini. Saya mulai mempertanyakan lagi diri saya sendiri, apa saya mau menerima diri saya yang seperti ini? Apa saya mau jika nanti anak saya seperti saya yang saat ini? Apakah saya ingin bersahabat dengan orang seperti saya? Apa saya mau memperoleh pasangan seperti saya? Apa saya mau mempekerjakan karyawan seperti saya? Dan banyak dari pertanyaan itu yang jawabannya adalah TIDAK. 

Sudah cukup waktu yang diluangkan untuk mempertanyakan diri sendiri. Jujur saya kecewa dengan hasil diri ini yang jauh dari seharusnya. Dan saya ingin memperbaiki ini. 

Suatu hari saat saya sedang beristirahat, saya mendengarkan sebuah rekaman kajian dari smartphone saya. Ada suatu hal yang menarik yang disampaikan pembicaranya yang menambah semangat saya untuk memperbaiki diri di tahun 2018 ini, kira kira begini yang beliau sampaikan..

“Bapak – bapak, Ibu – ibu sekalian.. Penting untuk kita punya amalan rutin. Jika kita menjaga amalan amalan itu dalam keseharian kita, kelak amalan amalan itu juga yang akan menjaga kita. Jika kita sudah terbiasa melakukan sholat dhuha setiap hari, suatu hari kita sakit tidak bisa mengerjakan sholat dhuha maka hari ketika kita sakit itu tetap dihitung seperti pahala ketika melakukan sholat dhuha di hari biasanya”

Dari situ saya teringat waktu saya di Rumah sakit tidak bisa sholat sempurna dan banyak beraktivitas. Ah andaikan saya punya amalan rutin lain waktu itu. 

Selain itu ada satu hal lagi yang membuat saya benar benar harus punya kebiasaan baru di 2018 ini yaitu sebuah hadits yang saya baca di salah satu cerita dalam buku “Satu Tiket ke Syurga”,

Aisyah meriwayatkan : Nabi ditanya, “Amal apakah yang paling disukai Allah?” Beliau berkata, “Amal yang paling teratur dan terus-menerus, sekalipun mungkin sedikit.” Beliau menambahkan, “Jangan bebani dirimu, kerjakanlah amal ibadah menurut kemampuanmu”_____ Al-Bukhari

Ahh… melegakan sekali membacanya, melakukan sedikitpun oke melakukan sesuai kemampuan pun oke. Tapi dalam hadist itu ada 2 makna dalam kata “___menurut kemampuanmu”, itu berarti saya tidak bisa menetapkan standar yang terlalu rendah untuk diri saya ataupun melakukan hal yang berlebihan dan melampaui batas. 

Semakin jadi saja niat saya untuk memperbaiki diri, saya memaksa diri saya harus jadi lebih baik (untuk diri sendiri dan orang lain) dan memiliki amalan rutin, lalu saya menulis di sebuah kertas tentang 2 daftar. Yang pertama judulnya adalah “What should I leave in 2017? And don’t bring them in 2018” isinya adalah hal sia sia dan hal merugikan yang saya lakukan di 2017 dan sungguh harus saya tinggalkan. Yang kedua adalah “Project 2018” disini saya menuliskan hal hal yang harus saya lakukan dan wujudkan di 2018. Di list Project 2018 ini saya punya 4 periode waktu. Project harian, project mingguan, project bulanan dan project tahunan. Project harian itu berisi hal hal apa saja yang harus lakukan dalam 1 hari tersebut dan begitu seterusnya untuk project mingguan,bulanan dan tahunan. 

Saya berusaha memenuhi komitmen saya atas project project ini. Januari berlalu dan saya menemukan diri saya punya beberapa kebiasaan baru sebagai dampak dari project harian yang saya lakukan. Memang saya belum bisa sukses 100% setiap harinya dalam memenuhi project harian saya, tapi saya tidak pernah berhenti untuk terus berusaha mencapai tiap poin target dalam project harian. Begitu pula dengan project mingguan, bulanan dan tahunan. 

Salah satu poin yang saya tulis di project bulanan misalnya yaitu berkunjung ke rumah teman, saudara atau kerabat yang sudah lama tidak jumpa minimal 1 kali sebulan. Poin ini saya tulis untuk melatih diri saya menjadi teman yang lebih baik, menjadi saudara yang lebih baik. Menjadi teman dan saudara seperti yang saya inginkan (Untuk menjawab pertanyaan apakah saya mau memiliki teman seperti saya?). Dan alhamdulillahnya project ini pun berjalan, berkunjung ke kerabat, saya bertemu beberapa teman semasa sekolah dan kuliah, berkunjung ke rumah teman se kostan dulu yang ternyata sudah memiliki tiga orang anak sekarang. 

Walaupun ini hanyalah hal hal sepele, tapi saya yakin ini akan bermanfaat buat saya di kemudian hari. Minimal ketika kelak saya dipertanyakan digunakan untuk apa waktu luang saya, saya bisa menjawabnya dengan beberapa kegiatan kecil ini. 

Semoga bermanfaat
With Love,

Naoo
Share:

0 komentar:

Posting Komentar