Kamis, 05 Oktober 2017

Bakpao

Pada suatu hari, seorang guru dan muridnya sedang duduk bersama. Guru ini sedang berusaha menghibur muridnya yang sedih dan kecewa karena kalah dalam suatu kompetensi memasak.
Mulailah mereka berbincang bincang,

Murid : Guru, kau telah menjelajahi empat lautan hampir setahun ini. Apa saja yang kau lihat?
Guru   : Aku melihat 2 biksu kecil. Aku memiliki percakapan dengan mereka.
Percakapannya kira kira seperti ini :
Biksu 1 : Aku lapar, dan aku menginginkan bakpao. 
Guru     : Apakah bakpao itu enak?
Biksu 2 : Sangat enak, Anda ingin mencicipinya?  
Lalu si guru mendekat kepada mereka, seraya mengambil sedikit dari bakpao itu lalu mencicipinya.
Biksu 2 : Bagaimana? Apa itu enak?
Dengan segala keahlian, bakat serta pengalamannya si guru di bidang makanan, Ia mulai menjelaskan tentang bakpao yang baru saja dicicipinya itu.
Guru     : Meskipun tepung gandumnya dari Hetao (salah satu tempat di China yang terkenal dengan kualitas gandum yang baik). Tapi, waktu fermentasinya terlalu lama, sedangkan waktu menguleni adonannya terlalu singkat. Selain itu juga suhu dari pengukusnya terlalu tinggi. Dan ini sudah 5 jam sejak waktu pengukusan hingga sekarang. Jadi, bakpao ini menurutku biasa biasa saja.
Biksu biksu cilik ini dengan wajah polosnya terpesona dengan penjelasan si guru tadi, tapi kemudian mereka berkata,
Biksu 1 : Wah, Tuan yang Dermawan ini pengetahuannya tak terbatas. Dengan secuil bakpao saja dan kau dapat menceritakan seluruh kisah dan proses pembuatannya. Tuan Dermawan, siapakah sebenarnya anda?
Guru     : Aku hanya seorang penggila makanan
Biksu 1&2 : Penggila makanan? (tatap mereka kebingungan).
Biksu 2  : Tapi, Guru kami bilang bakpaoku ini sangat lezat.
Biksu 1  : Tuan Dermawan, sesungguhnya ada 1 hal yang tidak dapat kau ceritakan setelah memakan ini.
Guru      : Apakah itu?
Biksu 2  : Bakpao ini... Aku yang menanam gandumnya, aku yang memfermentasi adonannya, dan aku sendiri juga yang meletakkan bakpao ini di pengukusnya. Untuk itu, Guru kami berfikir bahwa ini adalah bakpao terbaik yang pernah dia makan.
Guru itu lalu mencicipi bakpao itu lagi, dengan mengetahui fakta yang baru saja ia ketahui. Dia pun mengulum senyumnya. Setelah mendengar percakapan mereka, hampir saja guru itu berniat membawa pulang ke dua biksu kecil itu.

Guru itu kemudian berkata lagi pada si muridnya yang sedih itu.
Guru   : Wahai muridku, ada hal hal yang tak dapat dinilai bahkan oleh seorang Ahli sekalipun. Tidak usah terlalu sedih atas kekalahanmu.
Murid  : Tapi aku sudah menghancurkan citra restoran kita Guru
Guru    : Kau tidak pernah mempermalukan ku atau pun menghancurkan citra restoran kita. Kau hanya kalah oleh nilai yang bisa terbilang oleh angka.



Tidak segala hal dapat diukur, ditakar menggunakan angka-angka. Ada hal hal yang sifatnya historical dan emotional value yang tidak bisa di nilai bahkan oleh seorang Ahli sekalipun 

Semoga bermanfaat,
With Love,



Naoo
Share:

0 komentar:

Posting Komentar